40 research outputs found

    PEMBUATAN BATIK JUMPUTAN DESA KALIKATIR

    Get PDF
    Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara tie dyeing, diikat dengan tali, dicelup menggunakan pewarna tekstil bubuk. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kain diikat atau dijahit dan diparut menggunakan tali atau karet. Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan desadesa PKK di Desa Kalikatir. Sosialisasi ini dilakukan dengan latar belakang penambahan wawasan kepada masyarakat desa, dalam implementasinya ada beberapa masalah dalam penyampaian materi karena batik jumputan adalah hal baru dan belum pernah dilakukan oleh ibu. Program partisipatif untuk masyarakat adalah kolaborasi antara dosen dengan mahasiswa, dibuat sosialisasi di mana perempuan akan diberikan pelatihan tentang cara membuat batik jumputan menggunakan kain jilbab dan taplak meja. Sosialisasi batik jumputan ini diharapkan dapat mendukung perekonomian masyarakat desa Kalikatir, dengan mengembangkannya sebagai desa Wisata Bati

    PEMBUATAN BATIK JUMPUTAN DI DESA KALIKATIR

    Get PDF
    Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara tie dyeing, diikat dengan tali, dicelup menggunakan pewarna tekstil bubuk. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kain diikat atau dijahit dan diparut menggunakan tali atau karet. Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan desa-desa PKK di Desa Kalikatir. Sosialisasi ini dilakukan dengan latar belakang penambahan wawasan kepada masyarakat desa, dalam implementasinya ada beberapa masalah dalam penyampaian materi karena kegiatan batik adalah hal baru dan belum pernah dilakukan oleh ibu-ibu. Program partisipatif untuk masyarakat adalah kolaborasi antara dosen-mahasiswa, dibuat sosialisasi di mana perempuan akan diberikan pelatihan tentang cara membuat batik jumputan menggunakan kain jilbab dan taplak meja. Sosialisasi batik jumputan ini diharapkan dapat mendukung perekonomian masyarakat desa Kalikatir, dengan mengembangkannya sebagai desa Wisata Bati

    PEMBUATAN BATIK JUMPUTAN DI DESA KALIKATIR

    Get PDF
    Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara tie dyeing, diikat dengan tali, dicelup menggunakan pewarna tekstil bubuk. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kain diikat atau dijahit dan diparut menggunakan tali atau karet. Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan desa-desa PKK di Desa Kalikatir. Sosialisasi ini dilakukan dengan latar belakang penambahan wawasan kepada masyarakat desa, dalam implementasinya ada beberapa masalah dalam penyampaian materi karena kegiatan batik adalah hal baru dan belum pernah dilakukan oleh ibu-ibu. Program partisipatif untuk masyarakat adalah kolaborasi antara dosen-mahasiswa, dibuat sosialisasi di mana perempuan akan diberikan pelatihan tentang cara membuat batik jumputan menggunakan kain jilbab dan taplak meja. Sosialisasi batik jumputan ini diharapkan dapat mendukung perekonomian masyarakat desa Kalikatir, dengan mengembangkannya sebagai desa Wisata Bati

    REDUCING THE NUMBER OF PACKAGING IN THE CODING PROCESS AT PACKAGING UNIT USING THE SIX SIGMA METHOD

    Get PDF
    Non-dairy creamer is a product made at PT. NDC as a substitute for milk or cream, which is a fat emulsion product. Krimer is packed with a 25kg small bag with an updated coding according to the lot, production time, production date, product name, and packaging date expiration date. Often there is an error in the packaging unit, especially at the coding stage with the wrong non-dairy creamer packaging code that causes packaging defects. The defects in packaging focused on the coding stage, have to be minimized. The research uses the Six Sigma method as a useful tool to increase productivity and product quality. With DMAIC Discussion (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control). Through data processing and analysis using the DMAIC cycle obtained three types of packaging defects, namely cryptic code, double code and wrong code from the three defects obtained percentage value of cryptic code 63%, double code 44% and wrong code 42% and obtained an average value sigma 3.71 with a DPMO value of 13,55

    Metodologi Eco Desain Yang Digunakan Untuk Pengembangan Produk Furniture Berbasis Logam Secara Berkelanjutan

    Get PDF
    Pengembangan produk harus memikirkan detail baik pemilihan materal, proses produksi, proses perkitan, sampai pada bagaimana perawatan produk setelah diterima konsumen. Semua menjai satu proses panjang menuju keberlanjutan hidup produk. Pada prinsipnya semakin sederhana material, menggunakan finishing n on toxic,  sistem sambungan sederhana, menggunakan kemasan yang berbahan ramah lingkungan, ukuran kemasan diperkecil. Dengan proses yang disederhanakan, mesin produksi yang digunakan bisa lebih ditekan, artinya semakin sedikit mesin produksi yang digunakan, energi untuk menggerakkan mesin  bisa lebih hemat. Semakin sedikit jumlah material yang digunakan semakin sedikit limbah paska umur hidup produk berakhir. Pemilihan bahan sangat berpengaruh pada proses daur ulang, guna ulang produk. Dengan metode desain yang memperhitungkan perakitan(DfA), manufaktur (DfM), perawatan (DfMaintanance) maka sebuah produk akan bertahan lebih lama umur hidupnya (Sustainable Product Development-SPD), proses produksi lebih disingkat, energi lebih hemat, kemasan bisa lebih ringkas. Kata Kunci : Desain, DfA,DfM,DfMa, Sp

    PENGEMBANGAN ALAT PERAGA EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI TK DHARMA WANITA DESA LUNDO, Kec. BENJENG, Kab. GRESIK

    Get PDF
    Divisi Alat Permainan Edukatif merupakan salah satu divisi yang menjalankan salah satu program kegiatan KKN-PPM UNIPA 2017 yang bekerja dibidang pendidikan. Devisi ini berfungsi untuk mengenalkan alat permainan edukatif yaitu Roda Abjad dan Playdough. Desa Lundo merupakan salah satu desa yang memiliki jumlah dusun yang terbanyak yaitu 6 dusun, dengan jumlah dusun terbanyak namun sarana pendidikan untuk anak usia dini atau TK hanya ada 1 di desa tersebut. Dengan latar belakang mata pencarian penduduk sebagian besar adalah petani, maka kepedulian terhadap pendidikan anak tidak terlalu tinggi. Melalui wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas didapati data tentang penerapan Alat Permainan Edukatif pada TK Dharma Wanita Desa Lundo, sudah dilakukan hanya saja tidak terlalu sering dengan alasan keterbatasan waktu dan biaya. Data hasil wawancara dan observasi kemudian diolah untuk dikatikan hasil penerapan Roda Abjad dan Playdough untuk kemudian ditarik kesimpulan

    Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS) (Studi Kasus: Program Studi Teknik Industri Universitas PGRI Adi Buana Surabaya)

    Get PDF
    Untuk menjamin kualitas pendidikan di Program Studi Teknik Industri Universitas PGRI Adi Buana surabaya, diperlukan sebuah rancangan sistem pengukuran kinerja (SPK) yang terintegrasi dengan metode IPMS (Integrated Performance Measurement Systems). Dengan metode IPMS, Key Performance Indicators (KPI) Program Studi Teknik Industri ditentukan berdasarkan stakeholder requirement melalui empat tahapan yaitu; identifikasi stakeholder requirement, external monitor, penetapan objectives, dan identifikasi KPIs. Hasil perancangan SPK di Program Studi Teknik Industri Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, dapat mengidentifikasi 26 KPIs yang dikelompokkan dalam 9 kriteria kinerja Program Studi Teknik Industri, yaitu; kurikulum, mahasiswa, finansial, SDM, administrasi akademik, proses belajar mengajar, lulusan, evaluasi dan pengendalian, dan masyaraka

    PEMBUATAN BATIK JUMPUTAN DESA KALIKATIR

    Get PDF
    Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara tie dyeing, diikat dengan tali, dicelup menggunakan pewarna tekstil bubuk. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kain diikat atau dijahit dan diparut menggunakan tali atau karet. Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan desadesa PKK di Desa Kalikatir. Sosialisasi ini dilakukan dengan latar belakang penambahan wawasan kepada masyarakat desa, dalam implementasinya ada beberapa masalah dalam penyampaian materi karena batik jumputan adalah hal baru dan belum pernah dilakukan oleh ibu. Program partisipatif untuk masyarakat adalah kolaborasi antara dosen dengan mahasiswa, dibuat sosialisasi di mana perempuan akan diberikan pelatihan tentang cara membuat batik jumputan menggunakan kain jilbab dan taplak meja. Sosialisasi batik jumputan ini diharapkan dapat mendukung perekonomian masyarakat desa Kalikatir, dengan mengembangkannya sebagai desa Wisata Bati

    APPROACH OF SIX SIGMA METHOD TO CONTROL THE QUALITY OF WET MIX PRODUCTS IN THE CREAM MAKING PROCESS

    Get PDF
    One of the process making a creamer is the process of mixing liquid glucose, oil, emulsion powder and water that produces liquid creamer (wet mix / liquid mix). The wet mix results often not match with the standard which can affect the results in the next process. This is the purpose of company to make improvements in controlling wet mix in order to decrease the number of wet mix failure produced. The method used in this research was DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Previous data processing was using Seven Tools, with 3 of 7 tools which are the observation sheet (check sheet), pareto diagram, and fishbone diagram. Through data processing and analysis using DMAIC obtained 3 types of failure of semi-finished products (wet mix) which was wet mix as much as 38.8889%, wet mix gross as much as 36.1111%, and wet mix browning 25,0000% and obtained sigma value at Level 3.87. Define is the stage of defining quality problems, and defined the cause. Measure is the stage of measuring the failure rate of the product. Analyze is the stage of quality improvement by analyzing factors causing product failure. Improve is an action plan to improve quality by eliminating factors causing product failure. Control is the last stage of the Six Sigma project that emphasizes the documentation and dissemination of actions that have been done

    DISABLED ANALYSIS OF CERAMIC PRODUCTS ON THE GLASS PROCESS USING THE SEVEN TOOLS METHOD (CASE STUDY: PT. NJMX SURABAYA

    Get PDF
    In the production process of quality is very off at PT. NJMX, a company engaged in the manufacture of ceramics where the quality of a good ceramic surface does not have any disability is expected by consumers. This study aims To identify the disability of ceramic products by using the seven tools method on the glaze process, applying the seven tools method as an effective tool to improve productivity and product quality in the process of making ceramic diunit glaze. From the data processing, it can be known that the type of defect that has a high percentage obtained is the pinhole with the total average defect is 57 units, other causes are Dimpel 53 units, 50 glaze cracking, 48 lines and 45 units waves. Of the five types of defects the highest percentage is pinhole defect with a total percentage of 22.60%, while for dimpel 20.90%, cracked glaze 19.66%, 18.93 and 18.93% waves. And obtained the average value of sigma 3.58 with DPMO value of 13.553%
    corecore